Coba caranya dengan mengikuti langkah-langkah ini.
1. Buat daftar to do list mendetil
Sebelum memulai kerja, kumpulkan semua tugas dan tanggung jawab Anda, jangka pendek maupun jangka panjang, dan cantumkan dalam sebuah to do list. Jadikan daftar ini sebagai pedoman sehari-hari, mingguan, hingga bulanan, ketika Anda harus memilih mana yang perlu dikerjakan saat ini dan mana yang bisa ditunda untuk nanti.
2. Bedakan sesuai waktu dan kepentingan
Anda tentu tahu sendiri pekerjaan mana yang punya bobot lebih dan risiko lebih besar jika gagal menyelesaikannya tepat waktu, misalnya proyek dari klien, publikasi dengan tanggal yang telah ditentukan, acara khusus dengan CEO, dan lainnya. Jadikan tugas-tugas yang memenuhi kriteria ini sebagai prioritas karena semua ini tentu lebih penting dibanding tugas-tugas internal yang dapat ditunda.
Bila semuanya sama penting, urutkan dari yang tenggat waktunya paling dekat atau yang butuh persiapan lebih lama. Lihat juga yang mana yang imbasnya mempengaruhi banyak orang. Semakin banyak orang yang terlibat, maka semakin tinggi prioritas tugas tersebut.
3. Jadi realistis
Ketika menyusun daftar prioritas, jadilah realistis. Ini berarti Anda perlu tahu batasan diri dan memahami kalau tidak ada yang namanya proyek yang akan berjalan mulus 100 persen. Beri ruang untuk beberapa perubahan jika dibutuhkan, misalnya ada klien yang berubah pikiran atau keadaan di luar dugaan yang memaksa Anda mengubah garis besar tugas.
4. Belajar agar tidak jadi perfeksionis
Anda tentu ingin setiap detail proyek sesuai dengan visi Anda, atasan atau klien. Namun, jangan sampai tendensi perfeksionis menghalangi Anda menyelesaikan tugas dengan efisien. Menghabiskan waktu mengerjakan tugas-tugas kecil yang sebetulnya tidak begitu menuntut hanya agar semuanya tampak sempurna berarti Anda tidak punya waktu tersisa untuk lanjut ke tugas besar lain yang ada di daftar Anda