Salah satu cara yang sering dilakukan oleh banyak perusahaan adalah dengan melakukan team building. Membangun tim menurut Gregory Ciotti dari HelpScout adalah bagaimana membentuk, memotivasi dan menjaga kebahagiaan timnya.
Jika tim kamu berisi 2-3 tiga orang, mungkin komunikasinya akan mudah. Tapi bagaimana kalau kamu mempimpin sebuah perusahaan dengan lebih banyak orang lagi?
Berikut beberapa caranya!
Tak Kenal, Maka Tak Sayang
Tentunya kamu harus mengawali dengan mengetahui setiap karyawan di dalam tim kamu. Apa posisinya? Apa tugasnya? Apa juga mimpinya? Mungkin juga cari tahu tentang hobi dan keluarganya. Nggak hanya antara kamu dan mereka, tetapi juga sesama karyawan.
Ubah kata “kolega” menjadi “teman”. Menurut Tom Rath, penulis buku Vital Friends: The People You Can’t Afford to Live Without, karyawan yang memiliki teman baik di kantornya, tujuh kali lebih aktif di tempat kerja dibanding yang tidak.
Untuk saling mengenal, ada dua cara yang bisa kamu lakukan:
- Harian
Kegiatan yang paling mudah dilakukan untuk saling mengenal adalah pada saat di kantor. Nggak hanya ngomongin kerjaan, tim kamu juga butuh obrolan yang non-formal. Membuat jadwal coffee break rutin atau menyediakan katering untuk makan siang dapat memberikan waktu lebih bagi para karyawan untuk mengenal satu sama lain.
- Bulanan/Tahunan
Jika harian belum cukup, lakukan kegiatan rutin bulanan atau tahunan seperti pergi outing atau melakukan workshop. Outing lebih menarik karena dapat memberikan penyegaran dan makin mengenal karakter lebih jauh. Jika ingin yang lebih serius, lakukan workshop yang tentunya dapat menambah pengetahuan pekerjaan mereka. Misalnya, membuat les Bahasa Inggris.
Seimbang itu Penting: Introvert dan Ekstrovert
Sekilas kedua kepribadian terlihat bertolak belakang, kan? Banyak yang beranggapan juga bahwa tim yang baik adalah yang berisi para ekstrovert karena mereka lebih terbuka dan mudah mengungkapkan ide-idenya dan mudah naik pangkat. Tapi menurut sebuah riset, orang introvert juga dapat mencapai hal yang sama dengan ekstorvert. Lagipula, jika semua orang terlalu terbuka dan meluap-meluap, siapa yang akan dengan seksama mendengarkannya? So, keep it balanced.
Ganti Brainstorming dengan Brainwriting
Jika ada proyek baru, seringkali tim melakukan brainstorming atau bertemu untuk menuangkan ide-ide anggota. Menurut sebuah riset dari Journal of Personality and Social Psychology, ternyata teknik ini nggak maksimal. Misalnya, banyak yang takut memberikan ide karena tahu ide mereka akan di-judge oleh orang lain, apalagi mereka yang introvert.
Untuk menggantinya cobalah sesekali melakukan electronic brainwriting, alias brainstorming dalam bentuk aplikasi chat. Di masa sekarang mungkin bisa menggunakan e-mail dan grup WhatsApp. Tapi pastikan semua tim tahu peraturannya. Pertama, jangan mengritik, semua ide adalah bagus. Fokus pada kuantitas, dengan begini dapat terlihat semua anggota tim ikut berpartisipasi. Terakhir, kombinasikan semua ide dan memolesnya menjadi lebih bagus.